Oldy : Bumdes Kuat Ekonomi Kerinci Maju
Hang-tuah.com- Pemerintah Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi terus memperkuat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pilar ekonomi kerakyatan di Kabupaten Kerinci. Bahkan sejumlah desa yang berada dalam wilayah Kabupaten Kerinci hampir memiliki BUMDes.
Menurut Kepala Dinas Pemerintah Desa (Pemdes) Kabupaten Kerinci Syahril Hayadi kepada Hang-tuah.com mengungkapkan bahwa,sebagai salah satu upaya untuk membangun struktur ekonomi yang kokoh,pemerintah daerah di tuntut proaktif menggerakan seluruh potensi ekonomi yang di miliki baik sektor jasa, perdagangan industri terutama industri di bidang pertanian,maka langkah strategis pemerintah Kabupaten Kerinci dengan mendirikan BUMDes.
“Pemanfaatan dan pengelolaan potensi-potensi Kabupaten Kerinci sehingga berperan dalam pembangunan ekonomi untuk mewujudkan Kabupaten Kerinci yang maju dan berdaya saing,”terang Kadis Pemdes Syahril Hayadi.
Berdasarkan data pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) se-Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi pada Februari 2021 berjumlah 229 dengan jumlah 285 desa. Dari jumlah tersebut sebanyak 118 dalam kategori berkembang, 31 BUMDes maju, 80 tidak aktif, dan 56 desa yang tidak memiliki BUMDes.
Disampaikan oleh Oldy, A. Arby Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa (TAPED) ketika diwawancarai Koran Hangtuah. Ia mengungapkan bahwa, dari data 2021 ini kehadiran BUMDes di Kabupaten Kerinci bergerak dalam bidang Pertanian, Pam Desa, dan Wisata.
“Pemulihan ekonomi desa dimulai dari BUMDes. 74000 Desa di Indonesia merupakan sumber kekuatan ekonomi desa yang dibiayayai oleh negara. Dengan BUMDes ekonomi di desa bisa ditonjolkan. Apalagi yang mengelola BUMDes adalah warga desa setempat dan juga masyarakat diberikan kesempatan untuk melakukan bisnis. Dan bisnisnya tidak membunuh bisnis yang ada didesa,” kata Oldy.
Dikabupaten Kerinci memiliki banyak lahan persawahan, seperti di Desa Punai Merindu Kecamatan Danau Kerinci Barat. Membangun BUMDes dengan memanfaatkan potensi beras. “Disini sangan potensial dan bermanfaat sekali karena BUMDes tersebut mengelola padi menjadi beras dan sebagai jasa penggilingan namun ada kelebihan yang sangat membantu bagi pemilik karena BUMDes tidak mengambil jasa atau upah dan BUMDes bisa mengambil biaya dari sekam penggilingan dan sekam ini memiliki nilai tersendiri dan disini BUMDes bisa mengambil keuntungan,” terangnya.
Sementara itu lanjut Oldy ada lagi potensi yang tidak dikelola seperti hutan. Serta lahan lubuk larangan. Dan disini BUMDes yang memiliki potensi desa. “Namun ada kelemahan disini yakni lemahnya manajemen keuangan sehingga uang yang dikelola tidak jelas. Nah, disini perlu disosialisasikan,”ungkapnya.
Jika BUMDes tidak bisa membangun promosi BUMDes bisa stagnan sehingga alat produksi tidak bermanfaat. BUMDes harus bisa melibatkan stekholder seperti perguruan tinggi dan pihak terkait lainnya. Yang lebih penting adalah melibatkan semua potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa,”urainya.(fer)