Lockdown Diperpanjang, TKI Asal Kerinci : Bahan Makanan Sulit Didapat
![IMG_20200323_152010 IMG_20200323_152010](https://www.hang-tuah.com/wp-content/uploads/2020/03/IMG_20200323_152010.jpg)
Hang-tuah.com- Sejak wabah virus corona (civic 19) beberapa pekan terakhir hingga adanya keputusan lockdown dari pemerintah Malaysia pada tanggal 18 Maret 2020 membuat prihatin terutama para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
Bahkan beredar kabar bahwa ada TKI yang bekerja sebagai cleaning service di hospital HKL dan hospital pantai di Bangsar. Informasi yang dihimpun Hang-tuah.com dari salah seorang TKI asal Kabupaten Kerinci M. Fajri mengungkapkan bahwa saat ini ia bersama rekannya berada di kawasan zona merah.
“Menurut informasi yang saya dapat ada warga Kerinci bekerja sebagai petugas cleaning service di salah satu rumah sakit yakni di Hospital HKL dan Hospital Pantai Bangsar sebagai petugas kebersihan,”jelasnya.
Sejak diumumkannya keputusan lowkdoun oleh Pemerintah Malaysia lanjut Fajri pihaknya tidak bisa keluar rumah dan diminta berdiam diri dirumah.
“Sekarang banyak para TKI Kerinci mulai kesulitan mendapatkan bahan makanan, sebab toko sulit didatangi ditambah lagi dengan kondisi dana yang sudah tidak memadai. Kami minta kondisi ini menjadi perhatian pemerintah,”harapnya.
Para TKI asal Kabupaten Kerinci juga mengharapkan adanya perhatian pemerintah daerah Kabupaten Kerinci serta pemerintah Provinsi Jambi.
“Kami TKI Kerinci minta pihak Pemda Kabupaten Kerinci bisa melakukan komunikasi dan lobi kepada pihak kerajaan Malaysia agar kami bisa pulang kekampung halaman dengan selamat,”imbuhnya.
Ditanya dimana keberadaan para TKI Kerinci lainnya? Ia menjawab berada di zona merah. “Posisi kami di zona merah, yakni di Pantai Dalam, Kampung Kerinci dan Hulu Langat,”katanya.
Dikatakan lagi bahwa, untuk beberapa hari kedepan pemerintah Malaysia akan memperpanjang masa lockdown selama dua minggu kedepan.
“Kabarnya akan ditambah dua minggu lagi. Jika ini terus berlanjut kami akan kesulitan mendapatkan makanan dan bahkan tidak memiliki biaya untuk pulang,”jelasnya. (fer)