Ketua DPRD Edi Purwanto Kunjungi SAD : Masih Jauh Dari Kesehatan
Hang-tuah.com – Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto mengunjungi dan berdialog dengan Suku Anak Dalam Jambi beberapa waktu lalu. Keberlangsungan hidup kelompok Suku Anak Dalam (SAD) masih jauh dari kata kesetaraan.
Hal ini menjadi aspek perhatian yang harus dilakukan pemerintah Provinsi Jambi dimana ada berbagai kelompok SAD di Kabupaten Provinsi Jambi yang bertempat tinggal jauh dari permukiman masyarakat umumnya. (25/8/2024)
Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto, menegaskan komitmennya dalam mendorong kemandirian ekonomi bagi Suku Anak Dalam (SAD) di kawasan hutan yang telah disiapkan khusus untuk mereka.
Kawasan hutan tersebut bukan hanya sebagai tempat tinggal yang aman dan berkelanjutan, tetapi juga sebagai wilayah yang mendukung pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal yang sesuai dengan kepercayaan dan budaya SAD.
Edi Purwanto menyampaikan hal ini saat mendampingi Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dalam kunjungan ke Kabupaten Batanghari beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Edi Purwanto menjelaskan bahwa keberlanjutan hidup SAD tidak hanya cukup dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, tetapi juga harus mencakup aspek kemandirian ekonomi yang sesuai dengan tradisi mereka.
“Kita harus gerakkan ekonomi mandiri bagi mereka. Awalnya kita tawari mereka untuk beternak kambing, sapi, kerbau, tapi ternyata dari mereka itu tidak boleh, jadi haram menurut mereka kalau pelihara itu. Kita diskusikan apa saja yang boleh dan itu akan kita penuhi,” ujar Edi Purwanto.
Dalam perencanaan kawasan hutan yang disiapkan untuk SAD, akan ada lahan khusus untuk permukiman, baik bagi mereka yang memilih untuk menetap maupun untuk mereka yang masih menjalankan tradisi Melangun.
Edi Purwanto menambahkan bahwa di kawasan tersebut juga akan disiapkan area pertanian, peternakan, dan perikanan yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan SAD.
“Akan kita siapkan misalnya 10 atau 15 hektare untuk kawasan permukiman, sekitar 40 atau 30 hektare itu nanti kita siapkan tempat perikanan, karena mereka mau dan boleh kalau ternak ikan,” ujar dia.
“Kita siapkan juga ternak burung puyuh, lebah madu, kemudian perkebunan mereka maunya karet dan itu kita siapkan sesuai keinginan mereka dan modelnya di dalam satu kawasan hutan,” katanya.(adv)