Hilirisasi Komoditi Hortikultura, Produksi Jeruk Meningkat

Hang-tuah.com- Komoditas hortikultura tanaman jeruk menjadi sasaran dalam proses pengembangan dan pengelolaan yang lebih efektif dan efisien artinya tanaman jeruk bisa menjadi nilai tambah bagi para petani.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci mengadakan acara pelatihan pengelolaan jeruk yang tidak langsung dikonsumsi akan tetapi melalui proses meningkatkan nilai tambah.
“Iya alhamdulilkah hari ini kita mngadakan pelatihan tanaman jeruk menjadi minuman yang mengandung vitamin C dengan alat. Ini bertujuan untuk memudahkan distribusi dan menciptakan lapangan kerja bagi kelompok tani yang ada di Kabupaten Kerinci,”jelas Radium Halis, Senin, (2/3).
Pengelolaan jeruk ini dilakukan untuk antisipasi melonjaknya hasil produksi petani dalam wilayah Kabupaten Kerinci. “Ini bertujuan untuk antisipasi bila hasil produksi jeruk meningkat. Maka disini perlu hilirisasi agar hasil petani ini tetap stabil dan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan,”kata Kadis.
Pengelolaan jeruk ini bisa diolah untuk memberikan penghasilan tambahan bagi petani dan memiliki nilai jual. “Disaat panen musim panen raya, harga jeruk pun terus turun sehingga bersampak terhadap harga sehingga petani dirugikan dengankondisi ini bahkan dibiarkan membusuk. Dengan adanya pelatihan ini dapat membuka peluang baru bagi para petani jeruk yang ada di Kabupaten Kerinci,”jelasnya.
Kadis Tanaman Pangan Hortikultura mengatakan dari data 2018 lalu, produksi tanaman jeruk se kabupaten Kerinci berjumlah 158.090 ton. “Kita ambil data dari 2018 produksi tanaman jeruk Kabupaten Kerinci 158.090 ton pertahun dengan jumlah tanam kita sekitar 141. 31 batang. Dan penjualan jeruk per kilo bernilai Rp. 8.000 dengan pengolahan ini dari tiga kilo bisa menghasilkan 1,5 liter sirup. Dikalkulasikan terdapat perbandingan harga penjualan jeruk dengan hasil pengolahan sebesar Rp. 20.000,”terang Radium Halis.
Jika ini terus dikembangkan lanjut Radium Halis, akan dipasarkan disetiap mini market dan pengembangan pasarannya keluar derah Kabupaten Kerinci.
“Bisa juga kita pasarkan ke daerah Jambi, Padang, namun kita tetap bersinergi dengan kawan-kawan dari Dinas Perindag. Demikian juga pemetaan pengembangan untuk penanamnnya nanti. Tapi kita akan melihat seperti apa hasilnya,” ungkapnya.
Kadis mengharapkan dalam pengembangan kedepan adanya asosiasi para petani jeruk sehingga mempermudah pihaknya dalam melakukan koordinasi.
“Saya mengharap adanya persatuan atau wadah organisaai kelompok petani jeruk dan nanti ini untuk memudahkan kita untuk berkoordinasi,”tukasnya. (fer)