Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Milenial
Oleh : Nelvia Susmita (Mahasiswa S3 IKB FBS UNP)
Hang-tuah.com – Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat pemakainnya. Bahasa juga merupakan identitas atau jati diri setiap Negara. Salah satunya adalah bahasa Indonesia yang merupakan jati diri sekaligus identitas bangsa Negara Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan oleh semua masyarakat Indonesia, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia yang mempunyai 746 bahasa daerah dengan 17.508 pulau (Kepala Pusat Bahasa Depdiknas, 2011). Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari warga negara Indonesia untuk berkomunikasi. Namun, sangat sedikit orang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Di era milenial perubahan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita berkomunikasi. Ada beberapa tantangan berbahasa Indonesia di zaman milenial, yakni: pertama, bahasa asing semakin mempengaruhi bahasa Indonesia. Kecanggihan teknologi informasi untuk mengakses konten luar negeri melalui internet lebih mudah. Masyarakat lebih terbiasa menggunakan bahasa asing dan menyampingkan penggunaan bahasa Indonesia, misalnya, istilah “selfie” lebih sering digunakan daripada “swafoto,” dan “weekend” digunakan tanpa ada padanan dalam bahasa Indonesia. Kedua, di era milenial cenderung menggunakan singkatan dan slang dalam berkomunikasi, yang dapat mengurangi penggunaan bahasa formal. DalamBahasa Indonesia ada beberapa singkatan yang kerap kali digunakan seperti “baper” (bawaperasaan) dan “gercep” (gerakcepat), atau penggunaan singkatan dalam bahasa Inggris seperti “OMG” (Oh My God) atau “LOL” (Laugh Out Loud). Parahnya, singkatan dalam Bahasa Inggris ini digunakan tanpa mencoba menemukan ekivalen dalam bahasa Indonesia. Ketiga, kurangnya promosi bahasa Indonesia dalam teknologi. Sistem operasi perangkat seluler dan perangkat lunak computer seringkali lebih terintegrasi dengan bahasa Inggris dari pada bahasa Indonesia, yang dapat mempengaruhi cara milenial berinteraksi dengan perangkat teknologi. Keempat, globalisasi dapat mengancam bahasa daerah, yang merupakan bagian dari keragaman bahasa Indonesia. Hal ini mendapat reaksi dari kalangan pendidik bahwa eksistensi bahasa Indonesia pada generasi milenial sudah memasuki peningkatan yang signifikan.
Eksistensi diartikan sebagai keberadaan. Hal yang dimaksud adalah keberadaan bahasa Indonesia di zaman milenial. Saatini, terjadi peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Bukan persoalan boleh atau tidak boleh mencampurkan bahasa dalam berkomunikasi. Namun, dalam persoalan ini masyarakat tanpa disadari telah menyampingkan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Pada intinya, bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat spesial dan perlu dijaga eksistensinya. Kita bisa menjaga kelestarian bahasa Indonesia dengan cara menggunakannya secara baik dan benar. Tidak hanya itu, kita juga harus sebisa mungkin menggunakan bahasa Indonesia dalam kondisi apa pun.
Bahasa Indonesia tidak boleh tergeser melainkan harus berkembang. Generasi milenial memiliki andil cukup besar dalam mengemban tugas untuk mengembangkan bahasa Indonesia. Faktanya, penduduk Indonesia yang berjumlah 255 juta, terdapat 81 juta generasi milenial dengan rentang usia 17-37 tahun. Hal ini mengartikan bahwa Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk membangun eksistensi bahasa Indonesia dalam dunia Internasional. Dengan banyaknya jumlah generasi milenial di Indonesia, hal ini dapat menjadi peluang besar untuk melebarkan sayap eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
Maka dari itu, agar bahasa Indonesia tetap eksis dan relevan di era milenial, perlu adanya langkah awal yakni:
- Pendidikan bahasa yang kuatyaitu memperkuat pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dan universitas serta meningkatkan literasi bahasa pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
- Promosi kreativitas dalam bahasa: mengadakan kompetisi sastra dan kegiatan budaya yang mendorong penulisan dalam bahasa Indonesia.
- Mendorong bahasa dalam media sosial: mendukung penggunaan bahasa Indonesia dalam platform media social dan jejaring social dan menggalakkan pembuatan konten dalam bahasa Indonesia, termasuk video, blog, dan podcast.
- Edukasi dan Kesadaran: mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan bahasa Indonesia sebagai bagian dari identitas nasional dan meningkatkan kesadaran akan bahasa Indonesia melalui kampanye sosial dan acara budaya.
- Keterlibatan komunitas: mendukung komunitas yang aktif dalam melestarikan bahasa Indonesia, seperti kelompok penulis, organisasi sastra, dan kelompok bahasa.
- Mendukung penelitian bahasa : menyediakan dukungan dan sumber daya bagi penelitian tentang perkembangan bahasa Indonesia dalam era milenial serta menggali lebih dalam dalam aspek linguistic bahasa Indonesia dan mengidentifikasi tren baru.
- Inovasi dalam pengajaran bahasa:mendorong penggunaan metode pengajaran yang inovatif dan menarik untuk meningkatkan minat generasi muda dalam mempelajari bahasa Indonesia.
Selain itu, langkah awal dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia juga tak lepas dari upaya kolaboratif dari pemerintah, institusi pendidikan, komunitas sastra, media, dan masyarakat. Maka dari itu marilah kita untuk menjujung tinggi bangsa Indonesia melalui berbahasa Indonesia yang baik. Penting untuk kita pahami bahwa bahasa adalah salah satu komponen inti dari identitas dan budaya suatu negara, serta menjaganya relevan di era yang terus berubah adalah tanggung jawab bersama.