Berkeliaran, Habitat Top Predator Terganggu
Hang-tuah.com- Dua harimau Sumatera ditemukan warga berkeliaran dipermukiman penduduk Air Mumu merupakan kondisi yang wajar terjadi. Dan merupakan harimau yang belum memiliki daerah toritorial.
“Didunia konservasi harimau kejadian semacam ini (harimau keluar dari habitatnya /hutan) hal yang wajar dan memang siklusnya begitu, biasanya perilaku harimau seperti ini dilakukan oleh harimau-harimau muda menjelang dewasa yang belum memiliki toritorial,”kata Rahmat Arifin Polisi Kehutanan yang juga merupakan pengamat satwa liar kepada Hang-tuah.com, Minggu,(5/4).
Namun demikian laniut Arifin, wilayah yang memiliki ketersediaan makanan merupakan salah satu wilayah yang perlu diwaspadai oleh masyarakat.
“Hal yang perlu diingat oleh masyarakat bila hariamau tersebut mendiami daerah dimana daerah tersebut masih banyak memiliki ketersediaan mangsa seperti, babi hutan, kijang, rusa dapat dipastikan harimau tersebut akan lebih lama mendiami lokasi itu,”jelasnya.
Terkait kondisi ini lanjut Arifin, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh masyarakat seperti menghindari waktu-waktu atau disaat pergerakan harimau.
“Tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah harus tetap waspada. Untuk sementara menghindari waktu-waktunya aktivitas pergerakan harimau serta mengupayakan untuk tidak sendirian melakukan aktivitasnya terutama disekitaran lokasi dijumpainya harimau tersebut,”ungkap Arifin.
Ia mengungkapkan mengapa harimau keluar dari habitatnya. Alasannya kata Arifin, dikarenakan habitatnya semakin rusak seperti adanya penebangan, perambahan perladangan dan pembangunan jalan baru disekitar kawasan hutan itu.
“Hal lain yang menyebabkan harimau keluar dari habitatnya dikarenakan semakin rusak habitatnya dikarenakan penebangan, perambahan perladangan dan pembangunan jalan baru disekitaran kawasan hutan yg aksesnya menuju hutan konservasi,”ungkapnya.
Hal ini lanjutnya, diperparah lagi dengan pola berburu babi dengan menggunakan anjing yang memasuki dulu kawasan hutan baru.
“Anjing buruannya dilepas untuk mengusir keluar dari hutan. Harimau Sumatera yang merupakan top predator (pemangsa tertinggi) yang makanan pokoknya daging salah satunya babi hutan mengikuti mangsanya keluar dari kawasan hutan,”urainya.
Upaya-upaya seperti penyuluhan, sosialisasi tentang mengapa harimau perlu dilindungi kepada masyarakat katanya sering dilakukan oleh TNKS.
“Iya, penyuluhan yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar tidak termakan propokasi dari oknum-oknum tertentu dengan menyebarkan isu-isu yang justru menyalahkan pemerintah misalnya TNKS / Kehutanan telah melepas harimau-harimaunya atau ditelinga harimau terdapat antingnya atau dibagian pangkal kaki belakangnya terdapat merek atau tulisan TNKS dan sebagainya,”bebernya.
Dalam kesempatan ini ia mengatakan sebagai Polisi Kehutanan BBTNKS sampai saat ini masih mengagumi Harimau Sumatera menegaskan bahwa Kemen LHK, BBTNKS, Kehutanan tidak pernah dengan sengaja melepaskan Harimau Sumatera itu.
“Untuk melakukan hal tersebut diatas prosesnya panjang dan harus izin menteri. Dan juga masyarakat tetap waspada dan secepatnya melaporkan agar penanganannya bisa lebih cepat, tepat dan efisien dilakukan oleh petugas,”imbuhnya.
Terkait berkeliarannya satwa liar ini sudah ditangani langsung oleh Tim Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 1 Kerinci.
“Ya betul (ada dua harimau) yang ditemukan itu sudah langsung ditangani oleh Tim Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kerinci bersama Polhut Resort Sungai Penuh,”kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 1 Kerinci Nurhamidi kepada Hang-tuah.com.
Ia membenarkan bahwa pihaknya bersama Kapolsek Gunung Raya, beserta Camat dan Polres Kerinci meninjau lokasi tersebut. “Iya ini lagi dilapangan, bersama bapak Kapolsek Gunung Raya, Bapak Camat dan Polres Kerinci,”sebutnya. (fer)